Wednesday, July 05, 2006

TIPS: Menulis Itu Mudah


Setiap orang bisa menulis. Mulai dari anak kecil sampai orang yang sangat tua sekalipun. Tahukah anda bahwa di Indonesia, ada seseorang pada usia 64 tahun berhasil menulis 50 judul buku? Dan tahukah anda bahwa sebuah novel pernah ditulis oleh seorang anak kecil berusia 8 tahun? Sekali lagi, menulis itu mudah.

Menulis bukan membaca
Banyak orang gagal menulis karena menyangka bahwa mahir menulis dapat diperoleh dengan membaca. Sebenarnya, untuk dapat mahir menulis, kunci utamanya adalah membiasakan diri menulis. Menjadikan menulis sebagai rutinitas akan mengubah seseorang menjadi lebih mahir dalam menulis. Karena itu, berlatih adalah kata kuncinya

Untuk mahir menulis, tahapan yang dapat kita tempuh adalah sebagai berikut:

Memulai Dengan Ide
Menuangkan Ide
Membangun Sistematika
Memeriksa Tulisan

Langkah Pertama

Kita akan memulai dengan langkah pertama, yaitu memulai dengan ide.

Apa itu ide?
Ide adalah inspirasi tulisan. Artinya tanpa ide, kita tidak dapat memulai menulis. Ide merupakan titik tolak utama dari tulisan. Ide dapat ditemukan dari sekitar kita. Biasanya ide muncul karena berkaitan dengan pekerjaan kita, hobi kita, atau pengalaman hidup kita sendiri. Namun pada dasarnya, ide itu ada dimana-mana, tetapi membutuhkan pengamatan dari kita. Sewaktu menyaksikan sekelompok anak-anak bermain kita mungkin terpicu untuk menulis tentang pengembangan belajar anak usia sekolah. Sewaktu menyaksikan seorang anak sedang bermain sepeda, mungkin kita terangsang untuk menulis tentang model-model permainan untuk anak.

Mengembangkan Ide
Selanjutnya, ide harus dikembangkan. Fenomena yang tadinya sudah merangsang pikiran kita, harus dipertajam. Jangan langsung menulis, sebab kalau masih sebatas langkah di atas, minat akan berhenti dan mudah kehilangan akal. Caranya, ide harus dipertajam sehingga memiliki kekuatan untuk diterjemahkan ke dalam tulisan. Seperti sebuah pisau yang masih tumpul, ide harus dipertajam untuk dapat digunakan. Ide dapat dikembangkan dengan mengasahnya menggunakan
pertanyaan-pertanyaan berikut: apa? siapa? mengapa? kapan? dimana? bagaimana?

Apa?
Kita dapat dengan mencoba mengembangkan pertanyaan mengenai apa saja yang perlu diketahui tentang pekerjaan tertentu. Misalnya mengenai pekerjaan kita, kita dapat mengembangkan pertanyaan, apa saja yang perlu diketahui seorang sehingga dapat bekerja dengan lebih baik?

Siapa?
Kita dapat mengembangkan ide dengan mengajukan pertanyaan menggunakan kata bantu siapa. Kita terpancing untuk mengembangkan ide menjelaskan mengenai figur atau sosok tertentu. Itu merupakan ide dengan bantuan kata siapa.

Mengapa?
Kata mengapa juga bisa menjadi alat bantu mengembangkan ide. Mengapa sebuah kejadian terjadi, mengapa pekerjaan terbengkalai, mengapa kasus tertentu muncul, semuanya berhubungan dengan kata mengapa.

Kapan?
Kita dapat juga tertarik untuk menuliskan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan waktu, sejarah, dan seterusnya. Hal ini berhubungan dengan kata kapan.

Dimana?
Menjelaskan mengenai sebuah lokasi, tempat, atau posisi yang berkaitan dengan kata dimana, juga merupakan sebuah sumber ide.

Bagaimana?
Dan yang terakhir, kita dapat menggunakan kata bagaimana untuk menemukan ide. Bagaimana kita dapat mengajar dengan baik, bagaimana mengembangkan kurikulum, bagaimana memotivasi orang, adalah ide yang berasal dari kata bagaimana

Kembali pada pejaran di atas, sebuah tulisan pada dasarnya muncul karena terpicu oleh pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan mengenai sesuatu hal.

Bagi yang baru memulai, gunakanlah satu bantuan kata tanya saja. Jagalah kata tersebut, karena karena kata itu akan menolong kita dalam menuangkan gagasan secara konkrit.

Langkah Kedua

Jika kita sudah memiliki ide, langkah berikutnya adalah menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sejak terpicu oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, mulailah menulis-nuliskan ide ke dalam coretan-coretan ringan. Namun untuk membuatnya menjadi lebih baik, kita dapat menggunakan point-point argumentasi.

Contoh
Misalnya ide awal kita adalah bagaimana mengajar dengan baik?
Maka kita sudah mulai mengembangkan pokok-pokok gagasan. untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan cara membuatnya dalam bentuk point.
Untuk menjawab pertanyaan bagaimana mengajar dengan baik,
kita menuliskan point:
1. Mempersiapkan bahan dengan bacaan terbaru
2. Mempelajari ulang tujuan pelajaran
3. Mendisain latihan bagi subjek belajar

Point-point inilah yang kemudian menjadi titik awal dari kita untuk mengembangkannya menjadi tulisan yang lebih luas lagi. Mengembangkan point, dapat menggunakan penjelasan yang bersumber dari gagasan pribadi, ataupun menggunakan literatur yang mungkin kita miliki. Namun, usahakanlah berpedoman pada EYD. Kalimat yang baik selalu memiliki satu pokok pikiran. Dan penjelasan yang baik, selalu memiliki benang merah yang terangkai dengan baik, dari awal sampai akhir.

Langkah Ketiga
Langkah berikutnya adalah membangun sistematika.
Sistematika yang baik setidaknya mencakup tiga hal, yaitu pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan.

Pendahuluan Tulisan
Pendahuluan berarti latar belakang tulisan tersebut. Latar belakang yang baik menggunakan kalimat-kalimat yang melatarbelakangi kita sehingga ingin menulis hal demikian. Untuk lebih baiknya, latar belakang berisikan argumentasi kuantitatif atau kualitatif mengenai masalah yang sedang ditulis. Dalam contoh kita di atas tadi, menulis mengenai bagaimana mengajar yang baik kita perlukan untuk memberikan pemahaman kepada para guru sehingga kualitas pengajarannya dapat lebih ditingkatkan.

Pembahasan
Sementara itu, pembahasan adalah bahasan mengenai masalah yang sudah kita picu tadi dalam langkah pertama dan kedua. Kita dapat menggunakan studi pustaka yang merujuk kepada buku-buku dukungan, atau menggunakan argumentasi yang kita buat sendiri berdasarkan pengalaman kita. Pembahasan yang baik harus berfokus pada ke-enam kata kunci tadi. Pembahasan jangan melebar terlalu jauh dari topik. Dalam contoh kita, karena kita sudah memilih 3 point maka fokus bahasan kita hanyalah pada ketiga hal tersebut

Kesimpulan
Setelah selesai, buatlah kesimpulan tulisan. Gunakanlah kalimat yang jelas dan tegas mengenai apa yang hendak kita nyatakan. Buatlah kesimpulan berdasarkan apa yang ingin kita ketahui.

Langkah Keempat

Memeriksa tulisan adalah melakukan pembacaan dan editing terhadap tulisan yang sudah dituangkan. Untuk menguji apakah tulisan kita sudah baik, kita harus mengembalikannya kepada pertanyaan awal, apakah sudah sesuai dengan kata tanya pemicu ide tadi? Tulisan yang baik memiliki keterbacaan yang baik. Penulis pemula, sebaiknya menggunakan orang lain sebagai alat bantu. Mintalah orang lain untuk membaca tulisan kita. Jika mereka mengerti, tulisan kita sudah cukup baik untuk disebut sebagai tulisan.

Menulis itu mudah, bukan?
Tetapi mengapa menulis menjadi sulit?

Pertama, kita tidak meluangkan waktu. Kita terbiasa menggunakan komunikasi verbal. Akibatnya kemampuan kita menulis sama sekali tidak terasah.

Kedua, kita tidak memiliki niat untuk menulis. Akibatnya ketika kita menemui kegagalan, kita langsung berhenti.

Sebab ketiga adalah kita tidak memiliki kebiasaan membaca. Padahal membaca adalah jalan satu-satunya untuk memiliki kosa kata dan pola kalimat

1 comment:

Anonymous said...

Menimbulkan ketertarikan untuk mencoba mulai menulis, tapi kita juga butuh sesuatu yang menjadi spirit, bukan hanya memulai, tapi meneruskan dan menyelesaikan..