Friday, May 25, 2007

FOKUS Premanisme, Berantas Tuntas

Untuk urusan premanisme, aparat Kepolisian memang harus terus bekerja keras. Aksi premanisme di masyarakat telah menyebabkan keresahan dan ketidaktenangan warga masyarakat. Karena itu sejatinya para preman harus dibekuk dan diberantas tuntas.

Aksi bergaya preman itulah yang terjadi di Jakarta. Dua organisasi massa bentrokan akibat berebut lahan parkir. Karenanya, terjadi perkelahian dan menewaskan dua orang. Kematian sia-sia akibat tindakan premanisme itu kemudian memicu persoalan karena yang merasa dirugikan kemudian melakukan tindakan anarkis. Mereka memancing kelompok lawannya dengan melakukan aksi provokasi. Spontan, aksi ini kemudian dihadang dengan keras oleh polisi. Mereka yang membawa senjata tajam dan menganggu keamanan warga masyarakat kemudian dibubarkan secara paksa oleh polisi.

Kasus premanisme di tengah masyarakat memang bervariasi. Baik dari segi tindakan maupun dari sudut pandang namanya saja, jelas itu merupakan sebuah gangguang ketertiban umum. Dan tugas polisilah untuk menertibkan hal itu.

Entah bagaimana awalnya muncul, tetapi premanisme di negeri ini biasanya berlindung di balik nama organisasi massa. Mereka mendirikan organisasi dengan berbagai bentuk dan wujud. Dengan menggunakan nama itu mereka melakukan tindakan pemerasan termasuk kepada warga masyarakat yang tidak tahu menahu.

Salah satu aksi yang pernah marak dan secara diam-diam masih terus terjadi adalah tindakan melakukan kapling atas berbagai fasilitas publik. Ada yang membagi lahan parkir, pasar, pusat perbelanjaan, perkantoran, sampai dengan fasilitas pemerintah. Semuanya awalnya mereka lakukan atas dasar pengamanan.

Namun semakin terlihat bahwa mereka melakukannya tidak dengan tulus. Beberapa di antaranya bahkan melakukan pengamanan dengan melakukan pengrusakan terlebih dahulu, lalu kemudian menawarkan jasa seolah tulus. Padahal di baliknya kita tahu bahwa aksi itu sama sekali jauh dari maksud menolong.

Pada gilirannya, aksi premanisme memang benar-benar meresahkan masyarakat. Dengan dalih apapun itu, perilaku ini telah mengganggu sistem kemasyarakatan sehingga tidak lagi berdasarkan rekatan atas dasar solidaritas tetapi dengan membudayakan kekerasan.
Kasus bentrokan antar kelompok adalah puncak dari perseteruan tidak sehat yang tercipta karena ormas yang ada telah melupakan makna dari keberadaan mereka. Mereka yang seharusnya bergerak untuk memberdayakan masyarakat justru harus menjadikan diri sebagai alat pencipta kekerasan di masyarakat.

Di Sumatera Utara, beruntung bahwa baik Kapolda Sumut maupun Kapoltabes telah dengan sungguh-sungguh menggaruk para preman yang berlindung di balik apapun itu ormasnya. Kita sangat tenang karena perburuan terhadap para preman telah benar-benar melumpuhkan nyali mereka yang tadinya amat berkuasa kini menjadi sangats ketakutan. Kita mengucapkan rasa bangga karena polisi telah benar-benar menunjukkan kekuatan dan kesungguhannya memberantas premanisme.

Namun perlu langkah yang lebih luas lagi. Premanisme yang berlindung di bawah payung ormas harus ditertibkan. Seiring dengan itu maka diperlukan pembangunan moral dan budaya bangsa sehingga yang dihasilkan adalah ketertiban yang berasal dari tanggung-jawab bersama. Dan ini memerlukan kerja keras dan kesungguhan dari kita semua. Penciptaan ketertiban dan penegakan hukum oleh aparat negara niscaya akan mengindarkan bangsa kita dari cara-cara penertiban ala ormas yang bergaya preman. Kita mendukung perburuan preman yang dirintis di Sumatera Utara dan semoga bisa berpengaruh ke seluruh wilayah lain di negeri ini

2 comments:

Anonymous said...

aku punya ilustrasi munculnya preman,
"Once up on time aku tinggal di cimanggis sebuah komplek perumahan yang cukup luas dipinggiran Jakarta. Tak semua orang punya mobil, pun angkutan umum sangat minim walau berada dipinggir tol.
Diawali dari munculnya kreativitas warga yang punya mobil. Tiap pagi mereka menunggu warga lain yang mau kerja ke jakarta dipintu keluar perumahan. makin hari jumlahnya makin bertambah, makin ramai, warga makin senang dengan hanya membayar 3 ribu udah bisa sampai ke jakarta dengan mobil pribadi ber ac, sungguh simbiosis mutualisme.
lambat laun, muncul timerman, yang mencarikan penumpang dengan imbalan 3-5rb. Pun muncul pula mobil-mobil yang dikhususkan buat nyari duit.
Hanya dalam hitungan bulan, di pintu keluar itu muncul manusia penguasa wilayah, yang narik pajak dari warga bermobil yang berangkat kerja yang membawa penumpang.
Nah pertanyaannya siapa pencipta preman?
Aku pikir semua tempat yang berpotensi mendatangkan uang pasti menciptakan preman. Tentu preman tak harus berwujud laki-laki kulit gelap, berkaos lusuh, kotor tak pernah mandi.
Andai pak Fotarisman tahu dinegara lain kayak apa? mungkin akan bisa memberi konstribusi solusi yang lebih baik.
Pemberantasan preman oleh polisi hanya akan menghilangkan anak buah The Great Preman yang sedang cuti unpaid leave, oneday pasti merekrut anggota baru.
Salam,

ENgel, do we know each other?

Anonymous said...

Sorry lupa kasih indentity