Sunday, December 23, 2007

FOKUS KPK Harapan Baru

KPK baru telah dilantik oleh Presiden. Kini harapan baru diletakkan di pundak para penerus “generasi pertama” KPK yang telah bekerja selama 4 tahun lamanya. Di hadapan KPK baru ini, jalan panjang menyusuri 4 tahun perjalanan pekerjaan terbentang dan memberikan tantangan baru kepada mereka.


KPK kini sudah bukan lagi KPK masa lalu. Dulu KPK didirikan dengan penuh semangat pemberantasan korupsi. Kala itu KPK pun harus menumpang kantor. Bahkan beberapa auditornya harus rela tertunda gajinya. Namun sebagai sebuah lembaga baru yang penuh dengan proses pembelajaran, akhirnya KPK mampu memperlihatkan diri sebagai lembaga pemberantasan korupsi yang disegani. Dengan mekanisme penuntutan yang tidak mengenal SP3, KPK pun menjebloskan mereka yang tidak pernah tersentuh hukum ke dalam penjara. Semangat dan barangkali kemampuan yang profesional, menyebabkan KPK pertama memang menjejakkan kaki ke tempat yang sangat rawan penyelewengan.

Memang ada skandal tidak sedap manakala seorang staf KPK memeras kliennya. Namun kemudian KPK bisa bangkit karena KPK pun membersihkan dirinya sendiri. Hal itu karena kita beruntung mendapatkan para pemimpin KPK yang masih berkomitmen terhadap pembersihan korupsi.

KPK juga tidak luput dari tudingan lain. KPK dituding sebagai alat politik yang menggunakan isu korupsi sebagai alat bagi kepentingan politik lain. Hal itulah yang membuat KPK sempat kehilangan kepercayaan dari masyarakat. KPK juga sempat dikatakan ”tebang pilih” dalam kasus korupsi.

Tetapi mau tidak mau, KPK memang masih menjadi tumpuan harapan masyarakat dalam memberantas korupsi. Kejadian korupsi yang semakin lama semakin menumpuk, membuat masyarakat tidak punya pilihan lain daripada mengandalkan dan mengharapkan KPK melakukan terobosoan yang lebih besar lagi.

Karena itulah seleksi KPK baru ini sempat menuai reaksi yang amat besar dari masyarakat, terlebih ketika DPR RI yang menyeleksinya menolak berbagai masukan yang diberikan oleh kelompok masyarakat. Beberapa kelompok masyarakat memang sebelumnya telah memberikan masukan dan saran, termasuk menyoroti kinerja mereka yang menjadi calon. Bukan hanya itu, disoroti pula mengenai adanya barganing politik, mengingat di beberapa pertemuan antara parpol seolah terjadi kesepakatan untuk menghasilkan komposisi KPK sekarang. Namun keputusan DPR RI tetap menghasilkan anggota KPK sebagaimana kemudian telah dilantik oleh Presiden. Publik, tetap harap-harap cemas mengenai hal ini.

Apa boleh buat, KPK periode berikutnya ini harus memperlihatkan kepada publik bahwa mereka tidak sebagaimana diduga awal. Di depan mata mereka harus menuntaskan berbagai isu penting, yang sedang menghangat diantaranya adalah kasus aliran dana BI yang diduga melibatkan parlemen. Beranikah KPK ini, tentu saja tergantung kepada nyali mereka.

Di atas kertas, sebagaimana sering disampaikan oleh pimpinan KPK lama, KPK baru ini sudah tinggal tancap gas. Seluruh infrastruktur yang ada di sana telah diletakkan oleh ”angkatan pertamanya”. Semua kemampuan investigasi, bahkan sampai intelijen termasuk penyadapan dan berbagai elemen lainnya, telah berhasil dibangun dengan amat baik oleh KPK lama. Maka sesungguhnya tidak alasan bagi KPK baru ini untuk tidak bekerja keras. Mereka sudah memiliki misil tempur yang tinggal dimuntahkan menuju kepada sasarannya.

Perlu kita ingatkan bahwa korupsi sudah menjadi sorotan publik. Masyarakat tentunya tidak ingin melihat KPK yang sudah susah payah dibangun ini, hanya menjadi alat komoditas politik. Bagaimanapun masyarakat yang menanti, bukan hanya menunggu tetapi juga akan menuntut

No comments: