Tuesday, January 09, 2007

FOKUS Untuk Maju, Perlu Kerja Keras

Indikator ekonomi yang mengawali tahun 2007 cukup menggembirakan. Selain bahwa cadangan devisa naik menjadi 47 miliar dollar AS dari sebelumnya yang hanya 42 miliar dollar AS, terdapat kenaikan kredit sebesar Rp. 6,6 trilyun. Di awal tahun BI juga mengumumkan turunnya BI rate sehingga kini tinggal menjadi 9,50 persen.

Gambaran awal tersebut memang dibarengi dengan belum membaiknya pertumbuhan ekonomi kita yang masih jauh, yakni hanya 5,5 persen. Itu artinya persoalan pengangguran masih menjadi kendala karena daya serap pertumbuhan ekonomi dengan angka tersebut tidak memadai.

Tidak terasa memang bahwa krisis ekonomi sudah berlangsung selama 10 tahun. Dan setelah satu dekade itu berlalu, tidak berlebihan kalau kita katakan kita masih merangkak dari bawah sekali. Barulah empat tahun terakhir berbagai perkembangan positif terjadi. Salah satu yang sangat spektakuler adalah IHSG yang mampu menembus rekor tertinggi dalam sejarah perekonomian Indonesia.

Mungkin yang patut menjadi catatan tersendiri adalah bahwa menjelang 10 tahun menderita krisis itu, tepatnya tahun lalu kita berhasil keluar dari jerat utang kepada IMF. Utang dalam skema pemulihan ekonomi yang ditandatangani tahun 1997 itu kenyataannya menjadi salah satu biang keladi hancurnya ekonomi kita, terutama perbankan.

Maka ketika tahun lalu kita membayar sisa utang beserta bunganya, kita tahu bahwa ada harapan majunya kita di masa depan. Utang adalah jerat meski pada saat tertentu emang membantu. Tetapi dalam hal utang kepada IMF, banyak pengamat menilai bahwa utang tersebut lebih banyak ruginya daripada untungnya.

Namun jalan yang terbentang masih panjang. Perjuangan kita untuk bisa maju dan mandiri dapat dikatakan masih jauh. Dan salah satu rahasia untuk mencapainya adalah kerja keras. Tidak mungkin mencapai pemulihan yang maksimal dan baik jika kita hanya melakukan tindakan biasa.

Ketika pemerintahan ini dipilih, ada indikasi bahwa akan terjadi perbaikan. Terlebih ketika mereka yang menduduki pos ekonomi adalah mereka yang jauh dari kesan parpol oriented. Yang lebih memberikan harapan adalah bahwa Wakil Presiden kita adalah seorang pengusaha, yang tentunyas tahu bagaimana trik dan cara membangkitkan kembali dunia usaha.

Sayangnya asumsi-asumsi tersebut tidak selamanya benar. Sebagaimana kita saksikan sendiri, keberadaan mereka yang jebolan pendidikan tinggi selevel doktor dan para pengusaha kelas atas, ternyata belum menjamin. Sebabnya adalah bahwa putaran semangat yang ada belum menyentuh semua lini birokrasi pemerintah.

Memang di lapisan atas terdapat keinginan kuat untuk maju dan mandiri. Namun di lapisan di bawahnya, terdapat restriksi yang amat kuat. Bagaimanapun ini adalah halangan yang tidak sedikit. Buktinya, berkali-kali Presiden memberikan jalan keluar dan rangsangan kepada para investor untuk datang. Salah satunya dengan kemudahan pengurusan ijin dan pajak. Namun nyatanya yang terjadi sebaliknya. Indonesia justru dijauhi oleh berbagai kalangan.

Maka sudah seharusnya mentalitas kerja keras dibangun dan dijadikan kultur di seluruh jajaran pemerintah dari atas sampai ke bawah. Tahun 2007 adalah tahun yang sangat penting untuk segera menerapkan budaya ini karena menjelang Pemilu 2009 konsentrasi bangsa ini akan pecah.

Kita berharap kinerja di tahun 2007 akan meningkat tajam dan lebih baik. Masa depan bangsa ini, akan sangat bergantung kepada kerja keras. Mari membudayakannya supaya bangsa ini jangan terus menerus merangkak, namun bisa bangkit dan menjadi bangsa yang besar.

No comments: