Tuesday, January 09, 2007

FOKUS Masalah Bangsa, Hentikan Polemik

Persoalan yang mendera bangsa kita setahun terakhir dan beberapa waktu belakangan di tahun 2007 ini menjadi sebuah sumber polemik baru. Pemerintah dituding tidak antisipatif dan tidak responsif. Banyak lontaran kritik disampaikan kepada pemerintah.

Salah satu yang menjadi biang keributan di antara elemen bangsa adalah penyelenggaraan ibadah haji tahun 2006 yang amburadul. Bayangkan saja, jemaah calon haji Indonesia terlantar kelaparan. Menyoal hal itu, anggota DPR meminta Menteri Agama mengundurkan diri dan bertanggung-jawab. Menteri Agama sebaliknya menuding adanya kepentingan persaingan bisnis dan politik yang menyebabkan masalah keterlambatan pengadaan makanan bagi jemaah haji.

Lain masalah, lain lagi soal. Kali ini pasca hilangnya pesawat Adam Air dan tenggelamnya kapal KM Senopati Nusantara. Menteri Perhubungan di tuntut untuk mundur. Namun aparat Departemen Perhubungan justru melemparkan masalah kepada para operator. Pemerintah sudah memberikan peraturan yang harus ditaati. Persoalan, tuding pemerintah, ada pada mereka yang melakukan tindakan tidak benar.

Yang terakhir terjadi adalah lontaran nada penuh pujian dari evaluasi tahunan yang diselenggarakan sendiri oleh pemerintah. Sekretaris Kabinet menyatakan bahwa ada banyak keberhasilan pemerintah. Namun hal itu dibantah oleh pengamat CSIS J Kristiadi. Dinyatakan bahwa pernyataan keberhasilan pemerintah hanyalah sebuah politik kepura-puraan untuk menutupi kegagalan pemerintah.

Semuanya seolah menjadi sebuah bola panas yang dilempar ke sana kemari, tetapi tanpa ujung. Hasil survei TII misalnya, yang menempatkan DPR dan Kepolisian sebagai lembaga terkorup, ditolak oleh pimpinan lembaga tersebut. Mereka meragukan hasilnya.

Orang bijak mengatakan, berpikir dahulu baru bicara. Di negeri ini yang namanya berpikir amat langka. Semua orang mudah sekali berbicara dan melontarkan pendapat. Apakah hal itu benar dan menimbulkan masalah di kemudian hari sering tidak dijadikan pertimbangan utama. Akibatnya kita terus menerus menuai polemik di dalam berbagai masalah. Sayangnya, semua polemik tersebut bagaikan jalan tak ada ujung. Alih-alih menemukan solusi. Masalah justru semakin rumut dan semakin jauh dari penyelesaian.

Salah satu kelemahan pemerintah ini memang adalah dalam menciptakan keterpaduan di antara sesama warga bangsa. Kelihatannya pemerintah gagal dalam merangkum seluruh masyarakat termasuk elit politik sehingga memikirkan bangsa dengan baik.

Kekacauan ini ditumbulkan oleh kepentingan-kepentingan yang beradu di dalam pemerintah sendiri. Karena menampung banyak kepentingan parpol, maka pemerintah selalu saja terbentur dalam banyak hal ketika menyelesaikan masalah. Pemerintah tak mampu mengambil jalan keluar karena jalan keluar yang diambil selalu berbenturan dengan kepentingan yang lain.

Memang keadaan ini harus dikoreksi. Jika tidak maka bangsa kita ini hanya akan menjadi bangsa penuh masalah tanpa ada penyelesaian. Ibaratnya penyakit kanker, stadiumnya semakin parah dan tidak akan dapat memberikan kesembuhans kepada penderitanya.

Mungkin sudah saatnya melakukan semacam pertemuan bersama antara seluruh elemen bangsa. Mengedepankan kepentingan bangsa dan membelakangi kekuasaan beserta seluruh ambisinya adalah hal yang sebaiknya segera dilakukan. Pemerintah ini jelas sedang terancam oleh berbagai masalah. Maka sudah merupakan keputusan bijak dan penuh hikmat jika semua mereka yang menyumbangkan saran diajak sama-sama berpikir. Itulah gunanya bekerjasama membangun bangsa.

No comments: