Thursday, May 22, 2008

FOKUS Para Pemimpin, Bersatulah

Dalam perayaan puncak Harkitnas, Presiden menyerukan seruan penting untuk direnungkan: Indonesia Bisa. Seruan yang amat jarang kita saksikan dan dengarkan lagi. Dulu kita sering mendengar bagaimana Bung Karno menyerukan berbagai kalimat penuh semangat dan motivasi. Demikian juga dengan masa Orde Baru, pemerintah sering “memanggil” masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan.



Sebuah seruan moral untuk membangun kembali Indonesia memang penting untuk kita bangkitkan. Keterpurukan secara ekonomi, sosial dan politik menyebabkan kita direndahkan dalam pergaulan antar bangsa. Karenanya kita seolah tidak berharga lagi. Ancaman yang pernah dikeluarkan oleh Bung Karno biasanya amat efektif untuk membuat mata negara lain melihat kita. Tetapi kini, mengancam saja pun untuk mempertahankan prinsip dan harga diri kita, sudah tidak pernah lagi kita sampaikan.

Indonesia bisa! Di dalamnya ada makna gerakan moral untuk membangun Indonesia, memulihkan kondisi bangsa. Indonesia bisa adalah sebuah panggilan penting untuk kita serukan kembali di negeri ini, manakala seluruh eleman masyarakat dilanda oleh apatisme dan malaise kerja keras.

Jansen Sinamo, seorang penulis dan motivator Indonesia menyatakan bahwa tidak ada kemajuan tanpa kerja keras dan etos mau maju. Ini penting untuk kita bangkitkan di dada seluruh anak bangsa. Ingin menjadikan Indonesia maju adalah semangat yang bisa mendongkrak kemajuan kita menjadi bangsa yang maju.

Banyak negara bisa maju karena memiliki semangat seperti ini. cita-cita masa depan membangkitkan hasrat untuk memberikan yang terbaik. Memeras tenaga seluruh elemen bangsa ini untuk memajukan negara kita adalah sebuah panggilan penting yang harus terus menerus didorong oleh pemerintah.

Pemerintah seharusnya terus mendorong jiwa dan semangat ini, bukan hanya slogan. Pemerintah harus bisa membangun “kanal” dimana setiap anak bangsa menyalurkan seluruh potensi dan sumber daya mereka untuk membangun negara kita. Pemerintah harus membangun media yang memberikan kesempatan kepada setiap anak bangsa untuk melihat talenta, potensi dan kelebihan mereka, dan menyumbangkan apapun itu, bahkan yang terkecil sekalipun untuk kemajuan dan kehidupan yang lebih baik dari bangsa ini.

Dalam konteks inilah seharusnya pemerintah jangan hanya bisa berteriak, tetapi memperlihatkan komitmen ini dengan sungguh-sungguh. Masih banyak potensi anak bangsa yang belum diajak.

Lawan-lawan politik seharusnya dirangkul oleh pemerintah. Mereka yang rajin memberikan kritik dan memposisikan diri sebagai oposan seharusnya dijadikan sharing partner yang baik, daripada dijadikan sparing partner. Sharing partner adalah pihak yang bisa memberikan pemerintah wawasan baru dengan pandangan baru supaya pemerintah tidak hanya punya kaca mata kuda, tetapi juga punya kaca mata bening untuk melihat masalah dengan baik dan jernih.

Indonesia bisa! Seruan itu tidak bisa diwujudkan kalau pemerintah hanya bisa menunjuk muka orang lain untuk melakukannya. Pemerintah harus memberikan teladan dengan menyatukan seluruh kekuatan bangsa ini. potensi 225 juta jiwa adalah potensi terpendam yang belum mewujud, sebelum Indonesia benar-benar maju dan memperlihatkan diri sebagai bangsa yang benar-benar besar bukan hanya banyak. Mari menjadikan seruan Indonesia bisa sebagai ikon melewati berbagai masalah yang sangat menguras tenaga kita ini

No comments: